VIVAnews - Perusahaan minyak terkemuka asal Amerika
Serikat, Exxon Mobil Corp. dan Chevron Corp., memberi gaji tahunan yang
lebih tinggi kepada eksekutif mereka dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan gaji yang dinikmati para bos perusahaan minyak itu diketahui
saat harga "emas hitam" tengah melambung tinggi, di atas US$100 per
barel, dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut kantor berita Reuters,
pendapatan total tahunan yang diterima CEO Exxon, Rex Tillerson, pada
2011 sebesar US$34,9 juta, atau sekitar Rp320 miliar. Pada 2010, upah
yang diterima Tillerson sebesar US$29 juta, demikian pernyataan dari
Exxon pada Kamis waktu setempat.
Dengan demikian dia naik gaji
sebesar 20 persen. Gaji Tillerson meliputi pendapatan dari bursa saham
sebesar US$17,9 juta, ditambah dengan bonus dan gaji pokok sebesar
US$6,8 juta.
Kompetitor Exxon, yaitu Chevron Corp., juga
memberi gaji tinggi kepada CEO mereka, John Watson. Pada 2011, Watson
menerima US$24,7 juta atau sekitar Rp226,5 miliar. Ini merupakan
kenaikan sebesar 52 persen dari tahun 2010, yang hanya sebesar US$16,3
juta. Demikian terungkap dari data Chevron.
Watson menerima gaji
pokok US$5,6 juta dan sejumlah insentif non ekuitas, pendapatan dari
perdagangan saham, opsi, pensiun, dan kompesasi lain.
Naiknya
gaji eksekutif perusahaan minyak itu membuat gusar para investor.
Kalangan investor Exxon, misalnya, menuntut agar manajemen harus
menaikkan pembagian dividen di tengah tingginya harga minyak mentah, dan
tidak hanya fokus pada kenaikan gaji eksekutif. Mereka juga mendesak
perusahaan agar memanfaatkan keuntungan korporat untuk menggunakan
teknologi canggih yang ramah lingkungan dalam pengeboran minyak.
Sementara
itu, Exxon dan Chevron akan menggelar pertemuan tahunan dengan para
investor pada 30 Mei 2012. Mereka akan secara resmi mendengar permintaan
dari para investor masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar